"To revolt today, means to revolt against war" [Albert Camus]

 

Blog ini berisi working paper, publikasi penelitian, resume berikut review eksemplar terkait studi ilmu-ilmu sosial & humaniora, khususnya disiplin sosiologi, yang dilakukan oleh Wahyu Budi Nugroho [S.Sos., M.A]. Menjadi harapan tersendiri kiranya, agar khalayak yang memiliki minat terhadap studi ilmu-ilmu sosial & humaniora dapat memanfaatkan berbagai hasil kajian dalam blog ini dengan baik, bijak, dan bertanggung jawab.


Selasa, 16 Agustus 2011

Beginilah Cara Perusahaan Mengambil Keuntungan Berlipat dari Anda!

Beginilah Cara Perusahaan Mengambil Keuntungan Berlipat dari Anda!
Menilik “Nilai Lebih” sebagai Salah Satu Cara Kerja Kapitalis

Oleh: Wahyu Budi Nugroho


“Nilai lebih” sebagai salah satu bentuk cara kerja kapitalis untuk pertama kalinya diungkapkan oleh ekonom kenamaan Inggris, David Ricardo, barulah kemudian Karl Marx memberikan penjelasan yang lebih terperinci dalam Das Kapital. Menurut Marx, nilai lebih muncul sebagai konsekuensi atas “perpanjangan waktu kerja dan percepatan proses produksi”.

Sebagai misal, dalam sehari seorang buruh pabrik sepatu dapat menghasilkan lima pasang sepatu yang masing-masing bernilai Rp 100.000,-. Sedang, dalam sehari ia sekedar digaji sebesar Rp 20.000,-. Dengan demikian, dapat ditilik bahwa dalam sehari ia dapat menghasilkan Rp 500.000,- bagi majikannya, sedang Rp 20.000,- bagi dirinya. Melalui contoh tersebut, dapat kita tinjau seberapa besar nilai lebih yang dikantongi sang majikan. Melalui perhitungan aritmatika, cukuplah angka Rp 500.000 dikurangi Rp 20.000,-; maka dihasilkan nilai lebih sebesar Rp 480.000,- bagi sang majikan!

Lebih jauh, lihat tabel contoh di bawah ini;

Jumlah Pekerja (Orang)
Hasil Pekerjaan/Hari (Pasang Sepatu)
Nilai Hasil Pekerjaan/Hari (Rupiah)
Gaji yang Diterima/Hari (Rupiah)
Nilai Lebih (Rupiah)
1
5
500.000
20.000
480.000
2
10
1.000.000
40.000
960.000
  
Faktual, semakin besar perusahaan tersebut, semakin besar pula nilai lebih yang mereka ambil dari para pegawainya. Nyatanya, sebuah korporasi yang menggaji seorang marketing eksekutif kurang-lebih sebesar Rp 200.000,-/hari, menargetkan padanya pula untuk mampu menjual barang senilai “satu milyar rupiah” dalam sehari pada berbagai supermarket di daerah operasinya. Begitu pula, seorang sales eksekutif perusahaan rokok mampu menjual slop-slop rokok senilai kurang-lebih Rp 10.000.000,-/hari, sedang pendapatannya dalam sehari hanyalah Rp 80.000,-/Rp 90.000,-.

Dapatlah kita bayangkan betapa besar nilai lebih yang diambil oleh para kapitalis dari para pekerjanya!   

*****

Referensi:
  • Smith, David & Evans, Phil. 2004. Das Kapital untuk Pemula. Yogyakarta: Resist Book.
  • Interview dengan seorang marketing eksekutif salah satu korporasi besar tanah air (11-08-2011). 

4 komentar:

Syaifur Rizal mengatakan...

Perhitungan yang ditampilkan dalam artikel ini kelihatannya tidak akurat. Anda melupakan tentang faktor nilai lain yang juga terlibat, yaitu modal yang dikeluarkan oleh pemodal.

Wbn mengatakan...

Ya, memang tidak akurat bung! ini sekedar gambaran kasarnya saja, tepi kalau mau dikalkulasi dengan biaya produksi, nilai lebih yang didapatkan tetap fantastis! Dan, kalau saya buat lebih terperinci berikut menyertakan konsep margin error, maka saya menulis buku, bukan blog ;)

salam hangat.

cux mengatakan...

exploitasi dikatakan manusiawi ato yg gak ada standar khususnya
gak mas....??

soal manusia kan hidup dengan saling mengeksploitasi

moho pencerahannya ^^

Wbn mengatakan...

muhammad: bayarlah pekerjamu sebelum peluhnya mengering...
harusnya bukan eksploitasi Cux, tapi kooperasi

Salam Hangat,
Wahyu BN :)

Posting Komentar

Facebook Connect

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger