PENGANTAR SOSIOLOGI VII
Disusun Oleh:
Wahyu Budi Nugroho
Bab VII
Masyarakat Majemuk dan Multikultural
Pengertian Masyarakat Majemuk dan Multikultural
Masyarakat majemuk dan multikultural dapat didefinisikan sebagai suatu masyarakat yang memiliki beragam suku, ras dan agama di dalamnya, berbagai hal tersebutlah yang nantinya melahirkan pula beragam adat-istiadat, budaya dan bahasa dalam masyarakat terkait. Beberapa negara di dunia yang dapat diklasifikasikan dalam bentuk masyarakat majemuk dan multikultural antara lain, Indonesia, Malaysia, Amerika Serikat dan Rusia.
Menurut Drs. Sidi Gazalba dalam bukunya, Pengantar Sosiologi dan Sosiografi, pada awalnya masyarakat majemuk terbentuk melalui hubungan antara dua individu yang membentuk keluarga, kemudian terjadi penggabungan banyak keluarga yang memunculkan suku, berbagai suku yang bergabung kemudian menghasilkan wangsa, himpunan wangsa memunculkan bangsa, berbagai bangsa yang nantinya terikat oleh kesatuan politik tersebut pada akhirnya melahirkan nation.
Nation di atas lahir melalui paham nasionalisme yang untuk pertama kalinya dipopulerkan oleh Napoleon Bonaparte asal Perancis. Adapun paham nasionalisme yang dianut bangsa Indonesia sebagaimana diutarakan salah seorang founding fathers kita, Soekarno, adalah paham nasionalisme yang dicetuskan Ernest Rennan dan Otto van Bauer di mana kesamaan riwayat sejarah merupakan motivasi terbesar berbagai suku bangsa yang ada untuk menyatukan diri dalam sebuah kesatuan politik.
Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya
Masyarakat Majemuk dan Multikultural
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terbentuknya masyarakat majemuk dan multikultural, antara lain sebagai berikut.
1. Faktor Geografis
Faktor geografis sebagai salah satu penyebab terbentuknya masyarakat majemuk dan multikultural dapat dimisalkan dengan kehidupan masyarakat perkotaan dan pegunungan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut lebih tampak pada corak kehidupan di dalamnya, di mana masyarakat pegunungan sebagian besar hidup melalui bercocok tanam, sedangkan masyarakat perkotaan pada berbagai sektor formal seperti perkantoran, institusi pendidikan, sektor jasa, dsb.
2. Pengaruh Kebudayaan Asing
Letak Indonesia yang strategis: di antara dua benua dan dua samudera, dapat menjadi misal bagaimana masyarakat majemuk terbentuk. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa catatan sejarah merekam bagaimana dahulu kala nusantara menjadi tempat persinggahan berbagai bangsa di dunia. Masuknya agama Hindhu, Budha, Islam berikut masing-masing kebudayaan yang menyertainya merupakan faktor penting terbentuknya masyarakat majemuk.
3. Ketertarikan atas Bangsa Tertentu
Terciptanya masyarakat majemuk dan multikultural dapat pula disebabkan oleh ketertarikan suatu bangsa atau masyarakat terhadap bangsa atau masyarakat lain. Sebagai misal, superioritas suatu bangsa layaknya Amerika Serikat saat ini. Kemajuan di bidang sosial, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi (kebudayaan) menyebabkan banyak bangsa di dunia lainnya memiliki minat yang cukup besar untuk bertempat tinggal dan menetap di sana.
4. Riwayat Sejarah Kolonialisme dan Imperialisme
Faktor terkait sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa kesamaan riwayat sejarah menjadi motivasi utama berbagai suku bangsa untuk menyatukan diri dalam kesatuan politik nation-state (negara-bangsa). Kolonialisme dan imperialisme yang untuk pertama kalinya dicetuskan oleh Queen Victoria asal Inggris, pada mulanya melakukan penjajahan secara terpencar atas berbagai suku bangsa yang ada antara satu dengan yang lainnya. Namun kemudian, muncul kesadaran di antara berbagai suku bangsa tersebut bahwa upaya untuk memerdekakan diri dari kolonialisme dan imperialisme hanya dapat ditempuh melalui persatuan dan kesatuan yang kokoh. Hal tersebutlah yang nantinya menjadi jembatan emas kemerdekaan sekaligus menjadi motivasi penyatuan antara berbagai suku bangsa yang ada dalam satu kesatuan teritori dan administrasi politik.
Upaya Integrasi Sosial Masyarakat Majemuk dan Multikultural
Tak dapat dipungkiri bahwa masyarakat majemuk dan multikultural dengan berbagai suku, ras dan agama berikut tradisi, adat-istiadat, bahasa dan kebudayaannya memiliki tantangan tersendiri dalam upaya melakukan integrasi sosial terhadapnya. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk melakukan hal tersebut.
1. Akomodasi
Akomodasi adalah upaya dua atau lebih individu atau kelompok guna mengurangi, menghambat atau mencegah terjadinya konflik sehingga situasi dan kondisi sosial berjalan stabil.
2. Kerja sama
Kerja sama merupakan upaya yang dilakukan antarindividu atau antarkelompok untuk mewujudkan tujuan bersama.
3. Koordinasi
Koordinasi adalah bentuk pengaturan secara sentral guna mencapai integrasi antara individu dan kelompok sehingga terwujud keseimbangan dan keselarasan sosial.
4. Asimilasi
Asimilasi merupakan sebuah proses sosial yang dilakukan guna mengurangi berbagai perbedaan yang ada antarindividu maupun antarkelompok demi terwujudnya tujuan bersama.
Berbagai Faktor Penghambat
Upaya Integrasi Sosial Masyarakat Majemuk dan Multikultural
Di samping beberapa faktor upaya pengintegrasian masyarakat di atas, berikut dipaparkan berbagai faktor yang sekiranya menghambat berbagai upaya tersebut.
1. Primordialisme
Primordialisme adalah sebentuk pemahaman yang berupaya menempatkan segala sesuatu sebagaimana pada mulanya. Para primordialis dapat pula disebut sebagai kaum konservatif, yakni mereka yang begitu terikat dengan tradisi berikut warisan adat-istiadat serta menganggap hal tersebut sebagai satu-satunya sumber kebenaran yang tak dapat diganggu-gugat.
2. Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah suatu pemahaman yang berupaya mengkerangka suku bangsa lain dalam kerangka suku bangsa sendiri. Hal tersebut berdampak pada timbulnya pengkotak-kotakan atau sekat-sekat antara suku bangsa yang satu dengan yang lainnya. Hal ini jelas kian menghambat upaya integrasi sosial masyarakat majemuk dan multikultural.
3. Diskriminasi
Diskriminasi adalah bentuk pembeda-bedaan antarindividu atau antarkelompok yang ada dalam masyarakat. Pembedaan yang dilakukan dapat melingkupi perihal suku, ras, agama bahkan usia dalam masyarakat terkait.
4. Politik Aliran
Politik aliran merupakan suatu situasi dan kondisi politik di mana partai-partai politik yang ada disertai dukungan organisasi massa formal maupun informal berupaya memperjuangkan ideologi tertentu.
Berbagai Faktor yang Mempengaruhi
Upaya Integrasi Sosial Masyarakat Majemuk dan Multikultural
Di samping paparan berbagai faktor yang dapat menunjang terwujudnya integrasi maupun disintegrasi sosial masyarakat majemuk dan multikultural di atas, patut pula diperhatikan kiranya beberapa hal yang mempengaruhi berbagai hal di atas sebagai berikut.
1. Tingkat Homogenitas dan Heterogenitas Masyarakat
Semakin homogen suatu masyarakat, maka semakin mudah pula upaya integrasi sosial dilakukan terhadapnya. Sebaliknya, semakin tinggi tingkat heterogenitas suatu masyarakat, maka semakin sulit pula pencapaian integrasi sosial atasnya.
2. Besar-kecilnya Kelompok dalam Masyarakat
Besar-kecilnya kelompok jelas mempengaruhi upaya integrasi sosial dalam masyarakat. Dalam hal ini, semakin kecil jumlah kelompok yang terdapat dalam masyarakat, maka hubungan yang terjalin pun akan semakin bersifat primer.
3. Mobilitas Fisik
Perpindahan “masuk dan keluar” pada suatu wilayah jelas mempengaruhi tingkat kemajemukan suatu masyarakat. Dalam hal ini, bilamana perpindahan keluar lebih banyak terjadi pada suatu masyarakat, maka upaya mewujudkan integrasi sosial di dalamnya akan lebih mudah dilakukan.
Ide-ide Pokok
- Masyarakat majemuk dan multikultural dapat didefinisikan sebagai suatu masyarakat yang memiliki beragam suku, ras dan agama serta beragam adat-istiadat, budaya dan bahasa.
- Beberapa negara di dunia yang dapat diklasifikasikan dalam bentuk masyarakat majemuk dan multikultural antara lain, Indonesia, Malaysia, Amerika Serikat dan Rusia.
- Masyarakat majemuk dan multikultural terbentuk akibat faktor geografis, pengaruh budaya asing, ketertarikan terhadap bangsa lain serta riwayat sejarah kolonialisme dan imperialisme.
- Beberapa upaya integrasi sosial masyarakat majemuk dan multikultural antara lain, akomodasi, kerja sama, koordinasi dan asimilasi.
- Beberapa upaya penghambat integrasi sosial masyarakat majemuk dan multikultural antara lain, primordialisme, etnosentrisme, diskriminasi dan politik aliran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar