"To revolt today, means to revolt against war" [Albert Camus]

 

Blog ini berisi working paper, publikasi penelitian, resume berikut review eksemplar terkait studi ilmu-ilmu sosial & humaniora, khususnya disiplin sosiologi, yang dilakukan oleh Wahyu Budi Nugroho [S.Sos., M.A]. Menjadi harapan tersendiri kiranya, agar khalayak yang memiliki minat terhadap studi ilmu-ilmu sosial & humaniora dapat memanfaatkan berbagai hasil kajian dalam blog ini dengan baik, bijak, dan bertanggung jawab.


Sabtu, 12 Maret 2011

Pengantar Sosiologi IX

PENGANTAR SOSIOLOGI IX

Disusun Oleh:
Wahyu Budi Nugroho

Bab IX
Lembaga Sosial


Pengertian Lembaga Sosial
            “Manusia adalah makhluk sosial”, demikian tegas Plato, “Bahkan, hanya dengan berkumpul dengan sesamanya lah manusia dapat mencapai kebahagiaan”, tambahnya. Berbagai pernyataan Plato tersebut mengisyaratkan “lembaga sosial” sebagai perihal umum yang ditemui dalam setiap masyarakat.  
            Lebih jauh, lembaga sosial dapat didefinisikan dalam dua bentuk. Pertama, lembaga sosial dalam pengertiannya sebagai sebuah institusi atau organisasi sosial di mana terdapat berbagai aturan, sistem dan struktur sosial yang jelas di dalamnya. Kedua, lembaga sosial sebagai jejaring interaksi antara individu satu dengan lainnya yang mana di dalamnya terdapat berbagai aturan pengikat bersifat abstrak seperti usage (tata cara), folkways (kebiasaan), mores (tata kelakuan) dan custom (adat-istiadat).
Latar Belakang Terbentuknya Lembaga Sosial

Naluri Alamiah Manusia
            Sebagaimana ditegaskan Plato di atas bahwa, “manusia adalah makhluk sosial”, apabila penelisikan lebih jauh terhadap pernyataan Plato di atas dilakukan, maka ditemui bahwa terminus “sosial” yang berasal dari bahasa latin, socius dapat diartikan sebagai companion atau “kawan”. Hal tersebut mengindikasikan bahwa “manusia sebagai makhluk sosial” adalah makhluk yang selalu hendak berinteraksi dengan sesamanya, berkumpul, bahkan lebih jauh, hanya dengan kebersamaan itulah ia dapat meraih kebahagiaan hidup. Hal tersebutlah yang kiranya menyebabkan lembaga sosial baik dalam pengertiannya sebagai institusi ataupun jejaring interaksi sosial syarat keberadaannya dalam masyarakat.

Kesamaan Tujuan
            Terbentuknya lembaga sosial akibat kesamaan tujuan sebagaimana dinyatakan Max Weber bahwa, “masyarakat adalah kumpulan individu dengan kepentingannya masing-masing”. Kepentingan dari setiap individu begitu beragam, beberapa di antaranya seperti kebutuhan akan interaksi, kebutuhan dan keinginan akan rasa aman serta ketertiban, perdagangan, aktualisasi diri, meluapkan ekspresi, dll. Berbagai kebutuhan tiap-tiap individu tersebut bertemu satu sama lain sehingga pada akhirnya membentuk lembaga sosial.

Kepentingan Administrasi
            Terbentuknya lembaga sosial akibat kepentingan administrasi memasuki ranah pengkajian lembaga sosial menyangkut ragam bentuk dan jenisnya. Dalam hal ini, lembaga sosial yang bersifat formal, yakni suatu lembaga yang sengaja dibentuk oleh struktur atau sistem pemerintahan yang ada guna memenuhi berbagai kepentingan administratif. Dengan demikian, lembaga tersebut bersifat “legal”, artinya dilindungi oleh undang-undang berikut sistem hukum negara yang berlaku. Terbentuknya lembaga yang demikian dimaksudkan guna menjaga kesatuan berikut koordinasi antara pemerintahan pusat dengan daerah. Beberapa misal lembaga tersebut seperti kelurahan, kecamatan, LKMD, Muspida, dll.

Berbagai Bentuk Lembaga Sosial


Lembaga Sosial Formal
            Penjelasan mengenai lembaga sosial yang bersifat formal kurang-lebih sebagaimana penjelasan latar belakang terbentuknya lembaga sosial terkait “kepentingan administratif”. Secara singkat, lembaga sosial formal mengindikasikan bahwa lembaga tersebut berasal dari pemerintah (birokrasi).  


Lembaga Sosial Informal
            Lembaga sosial nonformal memiliki berbagai karakteristik yang berseberangan dengan lembaga sosial formal. Bilamana lembaga sosial formal berasal dari pemerintah, maka lembaga sosial nonformal berasal dan diinisiasi secara otonom oleh masyarakat. Inisiasi tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai kepentingan. Sebagai misal, lembaga arisan yang didasari oleh kepentingan ekonomi masyarakat sekitar, lembaga pengajian yang didasarkan pada kebutuhan rohani masyarakat dan lain sebagainya. Pun, apabila lembaga formal memiliki dasar hukum yang jelas (dilindungi undang-undang) dan bersifat legal, maka tak demikian halnya dengan lembaga sosial nonformal yang umumnya tak dilindungi oleh UU dan bersifat “ilegal”. Beberapa contoh lembaga sosial nonformal dalam masyarakat antara lain,

  1. Lembaga Keagamaan.
  2. Lembaga Kerukunan.
  3. Lembaga Kesenian.
  4. Lembaga Pertanian.
Lembaga Sosial Sebagai Jejaring Interaksi Sosial


            Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa lembaga sosial dapat didefinisikan sebagai bentuk jejaring interaksi sosial antara satu individu dengan individu lainnya. Sebagai misal, interaksi sosial yang terjalin antarteman sebaya dapat dikatakan sebagai bentuk “pelembagaan sosial”, begitu pula interaksi yang terjalin antarteman sekolah, teman kerja, interaksi antara golongan muda dengan tua, atasan dengan bawahan di suatu perusahaan, kesemuanya dapat diistilahkan sebagai “lembaga sosial”. Di satu sisi, dalam berbagai jejaring interaksi sosial tersebut ditemui sebentuk aturan abstrak sebagai pengikat jalinan hubungan sosial yang antara lain,

  1. Usage atau “tata cara”.
  2. Folkways atau “kebiasaan”.
  3. Mores atau “tata kelakuan”.
  4. Custom atau “adat-istiadat”.
Berbagai bentuk aturan abstrak di atas merupakan suatu tingkatan atau pentahapan dari skema tingkat ikatan yang terendah yakni usage, hingga tingkat ikatan yang tertinggi atau “terkuat” yakni custom. Bentuk-bentuk sanksi dari berbagai jenis ikatan tersebut pun berjalan liniear sebagaimana pentahapannya, usage dengan tingkatan sanksi “terlunak” hingga custom dengan tingkat sanksi “terkeras”.

Pemetaan Berbagai Bentuk Lembaga Sosial
Menurut J.L Gillin dan J.P Gillin
Jelas dan lengkapnya, pemetaan berbagai bentuk lembaga sosial menurut J.L Gillin dan J.P Gillin adalah sebagai berikut.

No.
Tipe-Tipe Lembaga Sosial
Contoh
1
Berdasar Sudut Perkembangan


a. Crescive Institution
Lembaga Keagamaan, Lembaga Kesenian, Lembaga Kerukunan dan Silaturahmi Arisan, Lembaga Musyawarah.

b. Enacted Institution
Lembaga Pertanian
2.
Berdasar Sudut Nilai


a. Basic Instituition
Lembaga Keagamaan, Lembaga Kerukunan dan Silaturahmi Arisan, Lembaga Musyawarah.

b. Subsidiary Institution
Lembaga Kesenian, Lembaga Pertanian
3.
Berdasar Sudut Penerimaan


a. Aproved Social Institution
Lembaga Keagamaan, Lembaga Kesenian, Lembaga Pertanian, Lembaga Kerukunan dan Silaturahmi Arisan, Lembaga Musyawarah.

b. Unproved Social Institution
Pengecer Pupuk Swasta
4.
Berdasar Sudut Penyebaran


a. General Institution
Komposisi agama yang cenderung merata di suatu masyarakat.

b. Restricted Institution
Agama yang dominan dalam suatu masyarakat (ex: Islam, Kristen, Katolik, Hindhu, dll.)
5.
Berdasar Sudut Fungsi


a. Operative Institution
Lembaga Keagamaan, Lembaga Kesenian, Lembaga Pertanian, Lembaga Kerukunan dan Silaturahmi Arisan

b. Regulative Institution
Lembaga Musyawarah


Ide-ide Pokok
  • Lembaga sosial dapat ditemui dalam setiap masyarakat.
  • Lembaga sosial dapat diartikan sebagai suatu bentuk institusi dan sebentuk jejaring interaksi sosial.
  • Latar belakang terbentuknya lembaga sosial antara lain naluri alamiah manusia, kesamaan tujuan serta kepentingan administratif.
  • Secara garis besar lembaga sosial dapat dibedakan dalam dua bentuk yakni lembaga sosial formal dan lembaga sosial nonformal. 

0 komentar:

Posting Komentar

Facebook Connect

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger