Orang Sakit
Flash-story by Wahyu BN
KATA
muncrat-belingsatan dari mulut Karman, dihardiknya semua-mua; lurah yang tak
becus, korupnya camat, pun hipokritnya penghulu kampung.
Benar,
siang tadi, fasih kali Karman melancarkan sumpah-serapahnya. Kamera shooting yang dipanggul Tyo sama sekali tak
menggetarkan congornya, ia terus bercuap membuka borok primus-primus kampung. Mendengarnya
bicara seperti menyimak pita kaset rekaman yang masih hangat—jelas dan tak
hilang sepatah pun.
“Inilah
informan kunci!” jerit bungah batinku.
Kusimak
dan kutaruh hormat betul atas Karman, penyambung lidah warga yang sempat dibui akibat
memperjuangkan kawula alit. Karman
tak ubahnya Tukijo atau Widji Tukul, pedjoeang jelata yang dicutik penguasa.
Di
tengah koarnya yang berkobar hebat; perempuan renta berjalan pelan menghampiri
Karman. Ditepuknya pundak Karman dan berkata: “Obatnya diminum dulu…”
*Gunung Kidul siang ini [dalam stilisasi].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar